Kamis, 11 Agustus 2011

Teknologi Ikhlas

Teknologi Ikhlas
August 11th, 2011 | Author: DP-Support

Sempurna adalah hak ilahiah manusia.
Sayang, kita sendiri telah melupakannya sehingga kian jauh dari Tuhan. Teknologi Ikhlas mengembalikan hak tersebut agar kita.kembali menjadi manusia sempurna. Semua orang tahu, Tuhan — melalui berhagai kitah suci — menyatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaannya yang paling sempurna.

Di dalam Al Quran surat Al Isra ayat 70, misalnya, Dia menegaskan bahwa “… dan Kami telah Iebihkan mereka di antara makhluk-makhluk yang telah Kami dptakan dengan kelebihan yang sempurna.” ….. Selain itu, dalam Kitab Bhagavad Gita, Sang Khalik juga menandaskan bahwa manusia “… telah dibersihkan jiwanya dari segala ketidaksempurnaan, ia telah dapat menghancurkan segala rasa ragu, ia dapat mengontrol jiwa dan akan mengalami ketenteraman selamanya. Dengan kata lain, sempurna adalah fitrah kita sebagai manusia. Sempurna, adalah ‘hak’ kita. Harusnya, tentu saja, kita – sebagai manusia ciptaan-Nya – percaya akan hal itu.

Anehnya, kita merasa sebaliknya. Kita selalu merasa punya banyak kekurangan: kurang bahagia, kurang sukses, kurang sehat, kurang kaya, kurang khusuk dalam beribadah, dan lain sebagainya. Kekurangan yang tentu saja membuat kesempurnaan kita sebagai manusia tereduksi. Beberapa perasaan kekurangan itu akhirnya memunculkan Nafsu (sifat yang jauh lebih rendah dari sifat Tuhan) yang mendorong manusia untuk bertindak tidak semestinya. Merasa kurang bahagia adalah alasan manusia untuk berselingkuh, mabuk, dan mencoba narkoba. Merasa kurang sukses mensahkan manusia berbuat bohong, menipu, licik. Merasa kurang kaya membuat manusia mencuri dan korupsi. Mengapa kita menjadi seperti itu? Mengapa kita semakin menjauh dari fitrah kita? Menurut pakar self developmetit penemu “Teknologi Ikhlas”, Erbe Sentanu, semua itu terjadi karena berbagai prasangka dan pikiran negatif yang dari waktu ke waktu tanpa disadari merasuk ke dalam hati kita. “Inilah yang menyebabkan manusia berangsur-angsur lupa (tidak yakin atau tidak percaya lagi) akan sifat kesempurnaan (kebaikan/kelebihan/keunggulan potensi) dirinya. Apalagi kenyataan justru mcnunjukkan bukti dari berbagai pikiran negatif tersebut, sehingga manusia lebih yakin akan ketidaksempurnaannya,” papar Erbe.

Kita tentu masih ingat bagaimana dari waktu ke waktu kita dicekoki dcngan paham ‘Wanita itu kaum lernah”, “hidup itu sulit”, “menikah itu berat”, “hantu itu menyeramkan”, dan sebagainya. Pemahaman-pemahaman tersebut, kata Nunu – sapaan akrab Erbe Sentanu, mengendap ke dalam pikiran bavvah sadar, dan lama-lama benar-benar mewujud ke dalam pengalaman hidup kita. Teknologi Ikhlas Untuk mengernbalikan fitrah kita sebagai makhluk paling sempurna tersebut, Nunu telah mcndesain sebuah teknologi yang diberi nama Teknologi Iklilas. “Manusia tak perlu disempurnakan, karena kesempurnaan sudah ada dan selalu akan menjadi milik manusia selarnanya. Yang perlu dilakukan hanyalah menghapus berbagai sifat ketidak-sempurnaan yang sudah terprogram di dalam hati atau bawah sadar kita. Maka secara otomatis Anda akan kembali inerasa dan niulai menikmati kehidupan surgawi yang penuh dengan kesempurnaan,” urai Nunu.
Ikhlas adalah kompetensi tertinggi manusia yang dipedomankan oleb Tuhan agar dimiliki setiap manusia yang berkeinginan untuk berhasil meraih kesuksesan puncak, kesehatan optimal, dan kebahagiaan tertinggi lahir batin, dunia-akhirat – dengan mudah.

Sedangkan ‘teknologi’ adalah aplikasi praktis penerapan ilmu pengetahuan untuk memudahkan berbagai tugas kehidupan manusia sehari-hari. Dan seperti semua teknologi, kata Nunu, Teknologi Ikhlas juga bersifat otomatis. .Anda tidak perlu mempercayainya untuk mcmperoleh man-aatnya. Seperti Anda tidak perlu percaya pada kinerja handphone ketika Anda akan mengirim sms; cukup lakukan prosedurnya dengan benar dan klik send. Jadi, dengan menerapkan prosedur teknologi ini dengan benar, apa pun keinginan atau doa Anda dapat Anda raih dengan jauh lebih mudah. Jika Anda masih belum mendapatkan yang Anda inginkan berarti Anda hanya perlu menyempurnakan prosedur keikhlasan tersebut di dalam pikiran dan hati Anda.

Step menuju ikhlas Dalam Teknologi Ikhlas diperlukan dua upaya nntuk mengakses keikhlasan kita di dalam hati, yaitu dengan brainwave management (meng-upgrade otak dan pikiran) dan heartwave management (meng-upgrade jantung dan perasaan). Brainwave management diperlukan dalam mengenali dan mengatur gelombang otak untiik melakukan berbagai aktivitas sehingga bisa mencapai hasil yang maksimum. Ini merupakaii jalan untuk masuk ke dalam sumber kekuatan bawah sadar sehingga kita bisa menghapus pikiran atau kebiasaan negatif yang sudah tertanam di sana. Heartwave management diperlukan dalam mengakses jantung dan perasaan nntuk membuang segala bentuk nafsu kita dan mengubahnya menjadi perasaan ikhlas. Ini pada akhirnya akan membuat proses pencapaian kesuksesan menjadi begitn sederhana, mudah, sekaligus menenteramkan.

Intinya, jelas Nunu, kita harus terampil untuk masuk ke bawah sadar kita lalu membongkar semua program negatif yang sudah tertanam di sana. Kemudian kita juga harus menghilangkan semua keinginan, nafsu, kesombongan, dengki, amarah, dan perasaan negatif lain yang bersemayam di hati dan mengubahnya menjadi ikhlas. “Tanda-tanda ikhlas adalah kalau kita sudah bisa mengubah perasaan negatif tersebut menjadi perasaan nyaman, daniai, cinta, syukur, dan bahagia,” jelas Nunu. Dengan teknologi yang mudah untuk diaplikasikan pada semua bidang/kegiatan kehidupan ini, ujar Nunu lagi, manusia akan secara pasti mampu mengarah kembali kepada fitrah kemuliaan dan kesempurnaannya seperti yang telah disampaikan Tuhan. Hasil pencarian panjang Teknologi Ikhlas adalah hasil pencarian panjang Erbe Sentanu, pendiri Katahati Institute—sebuah lembaga self development dan mind management— selama hampir 20 tahun.

Teknologi ini merupakan penggabungan semua kekuatan budaya Timur dan Barat, ilmu pengetahuan dan agama yang dipelajarinya sceata langsung melalui para jenius dari berbagai bidang dan latar belakang seperti Deepak Chopra, Sandy MacGregor, Brian Tracy, Sri Sri Ravi Shankar, KH Asep Syamsudin, Harry Palmer, Maharishi Mahesh Yogi, Bill Haris, Joe Vitale, John Assaraf, Wayne Dyer, Hale Dwoskin, dan lain-lain.

Teknologi ini juga merupakan paduan ilmu pengetahuaii terkini seperti Neuroscience, Quantum Physics, Evolutionary Biology, Chaos Theory, Brain Science, Science of The Mind dengan tuntunan bijak falsafah hidup dan keagamaan. Untuk pencapaian ikhlas seeara cepat dan praktis, Katahati Insititute menggunakan aplikasi teknologi Alphamatic DigitalPrayer. Ini adalah teknologi digital yang memungkinkan seseorang mengelola gelombang otaknya menjadi selaras sesuai dengan kepentingan yang diinginkan dengan menggunakan media audio (compact disc) yang direkam secara khusus.