Sabtu, 29 Desember 2012

Price Action

Written By: Alex @ www.AXtrader.com 

Trading price action is tough; shaping your mind is even tougher

Perkenalkan, nama saya Alex, saya termasuk seorang yang realistis dalam menjalani kehidupan termasuk trading. Saya mengerti tentang besarnya resikonya perdagangan pada pasar modal jauh-jauh hari sebelum saya memulai trading, ini tidak lain karena mindset saya di pupuk oleh orang tua saya yang pernah terbakar karena ber’investasi’ pada saham yang di-tradingkan oleh broker yang tidak mempunyai pengalaman.

Bertahun-tahun saya mempercayai bahwa trading/spekulasi/investasi pada pasar modal merupakan perjudian sampai dimana suatu hari saya berpapasan dengan sebuah iklan di internet tentang kaya dari forex trading. ‘Tidak percaya’ adalah persepsi saya pada waktu itu, namun masih terdapat bagian dalam hati saya yang bersih keras ingin mengetahui tentang trading (atau cara nipunya).

Platform pertama yang saya download adalah steamser dari Marketiva. Bingung, heran, ingin tahu semua perasaan campur aduk saat melihat warna hijau dan warna merah yang berkelap kelip menghiasi platform tsb. Karena di bekali $5 dari broker tersebut, pemikiran saya waktu itu why not cari tahu lebih lanjut, toh pasti ada trik bagaimana cara ‘berjudi’ dengan teknologi komputerisasi ini.

Ke-ingin tahuan saya membawa saya ke forum-forum seperti forexfactory.com dan babypips.com. Dari sini persepsi saya tentang pasar modal mulai ter-arah, saya mulai mengerti bahwa yang terjadi dengan orang tua saya bukanlah salah investasinya namun merupakan salah dari orang tua saya sendiri yang mempercayakan uang mereka kepada broker bermulut manis.
Bermula dari forum, saya mencoba melahap semua buku tentang trading yang bisa saya temukan mulai dari buku local di Gramedia sampai e-book import yang beredar di internet dan juga karena rasa keingin tahuan saya waktu inilah, saya mampu berada disini dengan sebuah persepsi tentang pasar modal yang sangat berbeda dari dulunya dan menulis artikel ini.


~PHASE I ~ The Ego

Saya yakin kesalahan saya dan kebanyakan dari anda yang pertama adalah mempunyai ‘Ego’yang tinggi plus tingkat kesabaran yang rendah (sebuah kombinasi yang tidak begitu menguntungkan).

Saya adalah seorang akademis, oleh karena-nya saya berpikiran bahwa saya mampu trading hanya dengan berbekal 1 – 2 bulan pengalaman belajar dari forum-forum dan buku-buku.

Metode trading yang pertama saya pelajari adalah sebuah system dengan mengkombinasikan fibonacci retracement dan pola candlestick. Berkat pemebelajaran saya yang intensif (ga sabaran untuk memulai trading) saya dengan cepatnya bisa menghafal pola-pola candlestick, seperti engulfing, shooting star, hammer, piercing, dll dan saya telah siap untuk trading (setidaknya saya berpikir demikian..) Hasilnya tidak perlu di tanyakan lagi, hanya perlu kurang dari 20 trade dan waktu ± 2 minggu untuk me-NOL kan equity saya.

Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa saya telah menganggap enteng trading dan saya juga belajar bahwa se-intessif apapun anda belajar trading, 2 bulan bahkan setengah tahun pertama bukanlah waktu yang cukup untuk memulai trading dengan uang hasil jerih payah anda.

Jika pada saat ini anda sedang berada di tahap ini saran saya adalah jangan gegabah untuk berhenti bekerja apalagi mulai meminjam uang dari tetangga hanya untuk mengejar karir anda sebagai trader karena percayalah pada tahap ini anda tidak akan berhasil  karena trading itu lebih kompleks dari yang ego anda bayangkan.

~ BE MORE THAN JUST A REALISTIC GUY ~


PHASE II – What It Takes To Be A Trader ~

Trading seperti halnya dengan berbisnis mempunyai tingkat kegagalan yang cukup tinggi, dari rules of thumb dikatakan sekitar 95% dari trader adalah trader gagal, 3% adalah trader yang break-even dan hanya sedikit ± 2% yang mampu secara konsisten meraup keuntungan dari market.

Pernahkah terlintas dibenak anda kenapa angka kegagalan ini tidka merosot walaupun sudah begitu banyak buku trading berkualitas, trading system dan robot-robat canggih telah dibagi- bagikan oleh trader berpengalaman?
Mungkin cerita yang saya ambil dari buku ‘Champion’ dibawah ini bisa menggambarkan mental seorang champion/trader/businessman yang diperlukan untuk survive & success.

~ The Watermelon Man (By: Darmadi Darmawangsa) ~

Dua pemuda lulusan terbaik sebuah universitas melamar pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industry buah-buahan. Mereka berdua langsung diterima dengan jabatan asisten manajer karena presasi akademis mereka yang sangat mengesankan. Setelah bekerja selama 3 tahun, John dipromosikan sebagai General Manager sedangkan Jack masih tetap menjabat sebagai asisten manager. Situasi ini diper-parah karena Jack harus melapor pada John.

Tidak dapat menerima ketidak adilan dari perusahaan mereka, Jack meminta bertemu dengan pemilik perusahaan. Jack melampiaskan ketidakpuasan terhadap ketidakadilan ini dan sang pemilik yang bijaksana berkata kepada Jack, “Apakah anda ingin mengetahui mengapa saya mengangkat John menjadi GM sedangkan anda tetap menjabat sebagai asisten manager?” Dengan anatusias Jack berkata ‘tentu saja’. Lalu sang pemilik berkata, “Namun sebelum itu,saya meminta anda untuk pergi ke pasar dan berikan laporan balik kepada saya berapa harga sekilo semangka”. Tanpa banyak bicara Jack menuju ke pasar dan mencari harga termurah yang ada di pasar. Tidak lama kemudian, Jack dengan bangganya member laporan bahwa harga

semangka termurah adalah Rp6.000 per kilogram. Sang pemilik bertanya, “Jika kita mengambil 50 kg berapa harganya?” Jack berkata, “oh, kalau itu saya belum tanyakan, tunggu sebentar saya balik lagi ke pasar.” Jack kembali lagi dan kali ini dia melaporkan bahwa jika membeli 50 kg harganya menjadi Rp5.500 per kilo. Sang pemilik lalu bertanya lagi, “Bagaimana jika kita membeli 100 kg, berapa harganya?” Jack terlihat kesal dan berkata, “Hal itu tidak saya tanyakan, saya akan balik nanya lagi.” Setelah kembali untuk ke-3 kalinya Jack menyampaikan bahwa jika perusahaan mengambil 100 kg harganya menjadi RP5.000 per kilogram.

Sambil mengganguk tersenyum, sang pemilik memanggil John dan meminta melakukan hal yang sama. Tidak seperti Jack, John membutuhkan waktu yang lebih lama. Ketika ia pulang, sang pemilik mengajak Jack untuk mendengarkan hasil laporan temannya itu. John kemudian berkata, “Harga termurah yang ada di pasar adalah Rp6.000 per kilo namun buah yang dijual terlihat kurang segar dan ketika saya mencobanya ternyata rasanya tidak enak. Setelah saya bertanya lebih lanjut, ternyata buah semangka itu tiba di pasar tengah malam setelah menempuh perjalanan selama 12 jam, maka saya tidak memilih pemasok itu. Saya kemudian menemukan pemasok lain yang menyimpan buah semangkanya dalam lemari pendingin dan kelebihan lainnya buah ini dating subuh tadi pagi dengan hanya menempuh perjalanan 4 jam. Harga semangkanya memang lebih mahal, yaitu Rp7.000 perkilo, namun jika kita membeli 100 kg, pemasok itu bersedia mengantar buah itu langsung dari ladangnya tanpa ongkos kirim dan harga yang diberikan itu special price hanya Rp4.7500 per kilo. Melihat kebutuhan perusahaan kita, angka ini masih masuk akal dan saya putuskan untuk menggunakan pemasok ini.”
Ketika John selesai melaporkan hasil pengamatannya, Jack tersenyum lemah sambil mengganguk-ngangguk dan akhirnya dia sadar mengapa John diangkat menjadi GM sedangkan dia harus puas untuk menjadi seorang asisten manajer.

Tidak ada cerita yang lebih tepat untuk menggambarkan mindset yang dimiliki oleh seorang trader sukses. Mereka mampu berpikir ‘Outside the Box’ dan tidak hanya mengikuti aturan main (trading system) orang lain melainkan menyempurnakannya sesuai dengan teori yang dimiliki trader itu sendiri.
Saya sendiri tidak pernah mendapatkan logic dari pemetaan fibonnaci, mungkin karena alasan itu pula saya tidak mampu menggunakan dengan sukses trading system yang pertama saya pelajari (Fibonacci + candlestick) walaupun trader yang mengajarkan metode itu sangat berhasil di dalam karir trading dia.

Namun lain halnya dengan price action, saya sangat percaya bahwa market itu di kendarai oleh manusia, dan peristiwa-peristiwa ini tercermin dalam candlestick. Karena itu pula lah system yang saya miliki itu berdsarkan price action dan bukan sesuatu yang tidak saya percayai.

Sistem yang saya kembangkan tidak luput dari masukan-masukan yang saya dapatkan dari berbagai buku dan forum namun hasil akhir merupakan suatu upaya yang saya lakukan dengan menghabiskan ber jam-jam dan ber malam-malam backtest dan forward test system yang sama miliki saat ini.

Saran dari saya adalah jangan pernah menelan bulat-bulat apa yang di tulis oleh seorang trader di forum-forum hanya karena suksesnya. Namun cari dan pelajarilah inti dari teori-teori yang dia kembangkan dan kombinasikan dengan logic dan teori anda karena setiap orang itu berbeda.

Ini juga merupakan alasan kenapa saya lebih memilih memberikan anda bahan-bahan utama (ingredients) dan mempersilahkan anda sendiri yang meracik system anda berdasarkan apa yang anda percayai.

~ Trade Your Own Belief, Not Others ~

PHASE III – The Theory ~

Mari kita tinggalkan dunia trading dan beralih ke dunia sepak bola sejenak. Masih ingatkah anda kemarin sewaktu piala dunia 2010 gempar karena didapati seekor mahluk air (GURITA) yang mampu memprediksi kemenangan pada setiap pertandingan dengan tingkat keakuratan sekitar 80% dan apa pula reaksi anda terhadap fenomenal ini?

Mari kita umpamakan bahwa si Paul memang mampu memprediksi masa depan dari suatu pertandingan sepak bola (which I highly doubt that), lantas menurut anda apakah team Spanyol menang karena si Paul memilih teamnya atau kah karena Spanyol mempunyai team yang solid? Kali ini saya yakin bahwa jawaban anda adalah karena Spanyol memang merupakan sebuah team yang solid pada piala dunia kali ini.

Jika kita meng-ilustrasikan pertandingan sepak bola dengan trading, maka bisa di assumsikan pertandingan sepak bola adalah market, pemain sepak bola adalah banker, institusi, big boys dan si Paul the octopus adalahindicator (RSI, Fibo, MACD).

Ironisnya banyak trader yang mempercayai bahwa si Paul (indicator) lah yang menjalankan pertandingan sepak bola (market) padahal jika dikaji lebih dalam semua orang mengetahui bahwa sepak bola (market) sebenarnya di kendalikan oleh pemain sepak bola (banker, institusi & big boys) dan yang mana analisa permainan dari setiap pesepakbola (banker, institusi & big player) juga dapat terlihat dari skills, performance dan kesehatan (price action, moving average, statistic, etc).
Lantas, kenapa banyak trader memilih gonta-ganti mencari gurita-gurita semacam PAUL dan bukannya melihat yang lebih pasti seperti performance, skill, dsb? Entah lah..saya juga bingung 

PHASE IV – My Belief ~

‘KENAPA TRADING BEGITU SULIT...!!’ mungkin ini-lah yang sering ada di benak semua trader kelas menegah. Menurut saya alasannya tidak lebih karena over-information, coba saja masukan kata ‘trading system’ ke mesin pencari Goggle, saya jamin anda akan di sugguhi ber-ratus situs dari yang gratis sampai berbayar dari yang memberikan pelayanan signal sampai dengan robot (EA) yang menjanjikan 100% profit. Tetapi kenapa masih tetap saja trading itu sulit?

Untuk menyederhanakan mindset kita, mari coba kita pikirkan dengan kepala terbuka, apa sih yang diperlukan untuk meraup keuntungan dari pasar modal? Sampai saat ini, saya hanya mengetahui ada 2 cara pasti untuk meraup keuntungan dari bertransaksi di pasar modal (FOREX/VALAS) yaitu:

  • Buying when the market is going UP dan
  • Selling when the market is going DOWN
Tujuan saya bukan mengolok-olok permainan complex ini melainkan menampar dan memberitahukan bahwa trading itu benar-benar se-simple itu. Selama anda berhasil MENEBAK kemana pasar akan bergerak maka anda akan di manja dengan profit dari pasar modal.

Okay, tingalkan teknik ‘tebak menebak’, dan sekarang kita coba focus ke metode yang lebih ‘logis’ untuk menentukan kapan market bergerak up dan down. Dari sisi historisnya , saham itu pertama kalinya di perdagangkan pada abad 12. Pada tahun-tahun tersebut, tidak ada yang namanya computer apalagi indicator. So why do you think we need indicators untuk bisa trading dngan sukses?? Dan karena factor ini lah saya yakin bahwa saya bisa trading baik-baik saja walaupun tanpa indicator.

Saya tidak bertentangan dengan pengunaan indicator, saya hanya tidak merasa keterkaitan antara jumlah indicator dengan kesuksesan trading. Setelah kita mengetahui bahwa indicator bukanlah ukuran sukses, maka kita bisa meng-eliminasi factor indicator guna untuk menyederhanakan trading system kita.

So sekarang, What we are left with is ‘the price’ dan ini lah yang digunakan oleh trader jepang pada masa perang dahulu untuk menganalisa harga berasa pada perdagangan beras dan analisa tersebut dinamakan CANDLESTICK. Jika hanya dengan 4 variable (Open, High, Low dan close) saja trader jaman dulu mampu dengan sukses meraih keuntungan dari pasar kenapa trading saat ini mesti di persulit dan di perumit dengan tambahan-tambahan lain..??

Sekali lagi, saya tidak menentang penggunaan indicator, tetapi sampai anda benar-benar mengetahui kegunaan dan memiliki teori anda sendiri tentang pergerakan market. Sebaiknya minimalkan penggunaan indicator dan pamahi dulu price characteristic berdasarkan 4 variable diatas yaitu: open (pembukaan), close (penutupan), high (harga tertinggi) dan low (harga terendah).


THE PRICE ACTION

Anda sudah pasti tahu bahwa kita sebagai trader retail tidak akan mampu menggerakan market. Satu-satunya cara untuk mendapatkan profit dari market adalah dengan TAILING (mengekori) order flow. Bad news nya adalah bahwa kita tidak akan pernah mengetahui kapan persisnya market akan kebanjiran order/volume yang mampu menggerakan suatu pair sampai dengan ratusan pips akan tetapi Good news nya adalah kita dalah masih bisa mengikuti order flow tersebut jika kita mampu entry pada koreksi/pullback dengan harga yang relative lebih murah dengan mengandalkan price action.
Mungkin saat ini anda bertanya-tanya..

”Apa itu Price Action...??”

Price action adalah seni trading dengan menggunakan harga/price sebagai indikasi pengambilan keputusan pada saat bertransaksi. Ya, memahami price action itu lebih menjulur ke arah seni daripada sains walaupun memang pada saat membaca chart kita bisa menggunakan beberapa rules/guideline sebagai pemandu kita untuk menentukan harga. Yang pantas untuk di beli atau di jual.

Sebagai seorang pemula akan sangat sulit mentukan titik buy dan sell hanya berdasarkan chart harga semata, namun bagi seorang yang berpengalaman chart adalah semua yang di perlukan. Dari chart, bisa terlihat dimana sebuah support/resistance yang kuat, dari pembentukan candlestick/bar chart bisa terlihat apakah buyer atau seller yang mendominasi pergerakan harga. Dan yang paling penting adalah, dari chart bisa saya simpulkan dimana entry, exit yang mempunyai R/R dan probabilitas tinggi.


PART I. Candlestick Basics

Jangan bosan terlebih dahulu setelah anda mendengar kata ‘candlestick’ karena beranggapan perlu menghafal begitu banyak pola dan kombinasi dari candlestick ini. Saya yakin sebagian besar trader membaca candlestick dengan cara menghafal pola, dan menurut saya itu adalah sebuah kesalahan besar. Pola-pola yang terjadi memerlukan satu key ingredient yaitu MOMENTUM, jadi ada baiknya jika kita mempelajari basic dari pergerakan candlestick sebelum berlanjut kepada penghafalan pola-pola candlestick. Momentum candle saya bagi menjadi dua, yaitu:

BULL CANDLE WITH MOMENTUM

Beberapa criteria yang harus dimiliki oleh candlestick tipe ini adalah:
  • Candle bull ini memiliki size yang lebih besar dari candle periode sebelumnya.
  • Candle mampu untuk break High dari candle periode sebelumnya.
  • Memiliki ekor yang relatif pendek.



Figure 1 Contoh Bull Momentum Candle pada uptrend (lihat dot putih)

BEAR CANDLE WITH MOMENTUM



Figure 2 Contoh Bear Momentum Candle pada downtrend (lihat dot putih)
 


Figure 3 Karakteristik candle pada downtrend market

Gambar diatas merupakan sebuah contoh dari downtrending market, dot berwarna biru merupakan Bull Momentum Candle sedangkan dot berwarna putih merupakan Bear Momentum Candle.

Bila di perhatikan secara seksama pada downtrend market jumlah bear momentum candle akan lebih banyak danlebih dominan (size) daripada bull momentum market. Lalu bagaimana anda dapat menggunakan pengetahuan ini untuk memperbaiki analisa anda terhadap trending market?


PART II. The Chart Pattern Misconception

Buku analisa teknikal di pasaran sering menyuguhi anda dengan sejumlah chart pattern. Tidak saya pungkiri kalau chart pattern dapat membantu seorang trader untuk membuat keputusan. Namun jika hanya untuk mengambil keputusan kita di hadapkan dengan berpuluh-puluh kemungkinan pattern-patern yang akan terjadi maka lama kelamaan anda akan mengidap penyakit Analysis Paralysis (Lumpuh Analisa).

Tidak percaya?

Perhatikan chart-chart yang akan saya upload beserta captionnya:


Figure 4 Price bergerak naik karena break dari upper channel


Figure 5 Price bergerak naik karena break descending triangle


Figure 6 Price bergerak naik dikarenakan terjadi double bottom


Figure 7 Price masih berada di daerah double top


Figure 8 Price bergerak naik dikarenakan break down trendline

Pertama, sadar-kah anda kalau analisa-analisa yang anda lihat diatas berasal dari satu chart yang sama?

Ya, sungguh menakjubkan bukan. Sebuah chart bisa menghasilakan begitu banyak chart pattern, perlu anda ingat kalau saya belum memasukan analisa HARMONIC PATTERN seperti butterfly dan harmonic ratio. Saya bahkan belum memasukan analisa dengan menggunakan Fibonacci retracement.

Saya berharap pada detik ini anda sadar bahwa chart pattern itu sangat-sangat subjektif dalam pemetaannya, oleh karena itu relialibility dari kebanyakan chart pattern sangat saya ragukan. Mungkin pada saat ini anda ingin bertanya: apakah saya menggunakan chart pattern?

Jawaban saya “ya” saya menggunakan chart pattern tapi chart pattern yang saya gunakan bersifat UNIVERSAL, yang mana jika saya melihat pattern tersebut maka seluruh dunia juga akan melihatnya dan ini lah yang membuat chart pattern ini begitu simple & powerfull. Penasaran? Chart pattern yang saya maksud adalah pattern 1-2-3. Ya, chart pattern ini begitu powerfull dan berani saya katakan semua pattern yang anda lihat/anda petakan itu dasarnya adalah WAVE atau gelombang, dan istimewanya basis dari WAVE analisys adalah pattern 1-2-3. SoWhy not go to the origin?



PART III. Reading The Chart Objectively

Untuk mendapatkan sebuah entry yang bagus, di perlukan beberapa criteria:
1. Established Trend
2. Established Momentum
3. Deciding entry & Money management

DETECTING A TREND

Trading saya cukup simple, pertama saya mencari FRESH TREND. Seperti yang kita ketahui, trend yang berlangsung lama tidak sering-sering terjadi oleh karena itu, jika saya ingin trading dengan trend saya harus menangkap trend lebih awal daripada yang lain karena saya tidak tahu apakah trend tsb akan berlangsung lama atau tidak. Keuntungannya, jika trend tsb berlangsung lama, maka saya akan mengikutinya dan jika tidak saya masih mempunyai ruang untuk mendapatkan profit margin.

The safest & most comfortable trades are those that follow the trend

Satu-satunya cara saya menentukan trend adalah dengan menggunakan chart pattern 1-2-3 yang saya sebutkan di atas. Mengapa? Karena tidak adapun satu trend yang tidak menghasilkan pattern tersebut. Maka saya anggap pola 1-2-3 adalah pre-requisite dari sebuah trend. Setelah anda mendapatkan pattern 1-2-3 tsb yang saya lakukan kemudian adalah mencari tahu apakah 1-2-3 tsb merupakan sebuah strong breakout atau tidak.

DETECTING MOMENTUM ON A BREAKOUT

Mendeteksi kepastian sebuah breakout adalah million dollar quest, beberapa consideration yang lazim saya gunakan untuk mendeteksi apakah breakout tersebut valid atau tidak adalah
  • Jam-jam terjadinya breakout
    Pada saat market sedang sepi (low volume/liquidity) price lebih mudah di manipulasi/di gerakan oleh institusi atau dealer karene dana yang di butuh kan lebih sedikit jika dibandingkan dengan pada saat market sedang sibuk (misalnya sesi eropa atau US), Oleh karena itu jangan lupakan nasihat ini
    “mulai lah trading setelah sesi Eropa buka”
  • Pergerakan harga saat breakout 
    Yang perlu diperhatikan juga adalah pergerakan harga setelah melewati titik breakout, apakah price membentuk momentum candle atau malah membentuk pin bar? Apakah pergerakan price cenderung berpihak kepada satu sisi (cth: harga cenderung bergerak 2 tick ke-atas dan 1 tick ke bawah)?
PULLBACK ENTRY & MONEY MANAGEMENT

Seksi money management, hmm..Ini merupakan subjek yang menurut sebagian besar trader membosankan dan tidak perlu menaruh banyak perhatian. Namun, menurut saya, money management sangat berpengaruh terhadap entry & exit dari sebuah posisi.

Pertama, sering adanya anggapan yang mengatakan meningkatnya R:R akan menurunkan probabilitas kemenangan (winning) suatu system. Well, memang ada benarnya namun jika itu anda lakukan entry secara KONVENSIONAL yakni selalu menunggu konfirmasi, konfirmasi dan konfirmasi.

Seperti yang kita ketahui, R:R ratio sangatlah bergantung kepada berapa pips yang anda pasang untuk SL, contohnya: jika SL anda 50 pips maka untuk mendapatkan R:R=1:3 anda perlu untuk memasang level TP pada level 150 pips diatas level entry anda. Namun jika anda dapat mengurangi SL anda setengahnya (pada setup yang sama) hanya diperlukan pergerakan sebesar 75 pips untuk mendapatkan R:R=1:3 bukankah ini terasa lebih realistis?
Saya tidak akan memaksakan apapun kepada anda, namun saya akan membeberkan langkah yang biasa saya ambil untuk mendapatkan R:R ratio yang lebih memadai dan achievable. Cara yang saya tempuh sungguh simple, konsepnya adalah dengan buy pada temporary bear candle dan sell pada temporary bull candle (a.k.a Shallow pullback) dengan begitu saya dapat secara signifkan mengurangi SL yang notabene juga akan mengurangi TP yg saya targetkan.

Biasaya saya menempatkan SL saya sekitar 30 s/d 35 pips pada intraday trading saya yang berbasis pada Timeframe H1. Jika di perhatikan, rata-rata pair major memiliki range harian sekitar 120-150 pips dan hanya di butuh kan setengahnya untuk mencapai TP saya (90-105 pips) maka cukup rasional bukan untuk INTRA-day trader?

Walaupun mungkin cara entry saya tidak akan nyaman bagi anda, namun akan tetap saya bagikan beberapa formasi candle pullback yang sering saya gunakan dalam entry saya.



Some trading example




PART IV. The Untold Facts

THE TRADING SYSTEM

Tidak dipungkiri kalau akhir tujuan dari kita mengutak-atik system dan trading rules adalah untuk menabung profit secara konsisten kedalam rekening bank kita. Di dunia trading, tidak ada yang menghambat anda untuk terus berkreasi. Ada yang senang membuat trading sistemnya super kompleks dan ada pula yang lebih prefer jika trading sistemnya itu simple. Namun sebelum anda berkreasi lebih jauh dengan menggunakan rumus matematika yang lebih kompleks persilahkan lah saya untuk menambah 1(satu) kriteria pertayaan yang harus anda pikirkan sewaktu anda mendsign maha-karya anda dan kreiteria tersebut adalah tahukah anda apa yang menyebabkan price bergerak?

Kebanyakan orang saat mendesign trading system tidak pernah berpikir tentang apa yang sebenarnya menyebabkan market bergerak, kebanyakan mendesign trading system berdasarkan istilah curve fitting yakni mencoba-coba mengkombinasikan beberapa tools atau indicator sehingga pada saat backtesting (kurun waktu kurang dari 1 tahun) membuahkan hasil yang bagus dan menurut mereka itu adalah sebuah trading system yang bagus. Apakah anda juga demikian, jika iya maka ubah-lah pola pikir anda sekarang juga.

Pada dasarnya, sukses atau tidaknya sebuah trading system itu sangat bergantung kepada komponen-komponen terbentuknya trading system. Sebuah komponen dari trading system (Cth: indicator/tools) akan bekerja dengan baik jika sejumlah orang melihat indicator atau tools tsb, menghasilkan sebuah sinyal yang sama dan melakukan sebuah reaksi yang sama (Cth: Buy) sehingga mampu menggerakan harga. Jadi jika anda menggunakan indicator/tools yang tidak aneh (tidak baisanya dilihat) maka sinyal tersebut tidak akan mampu menghasilkan order flow yang dapat menggerakan harga dan ini adalah basis kenapa begitu banyak fancy indicator FAIL.

Point yang ingin saya katakan adalah dengan memperumit chart yang ada di depan anda dengan cara mengubah parameter, settingan dan menambah indicator, anda telah beranjak lebih jauh dari apa yang dilihat oleh orang banyak dan itu mengurangi kemungkinan anda untuk mengikuti mayoritas dari pergerakan market. Ini juga merupakan alasan kenapa analisa chart kosong dengan support/resistance begitu profitable karena semua orang melihat apa yang anda lihat (chart dan level yang sama).


Akan tetapi jangan juga lengah, karena jika sebuah profitable system (cth: S/R) yang sudah terekspos ke public maka kemungkinan besar akan ada bigger force yang mananti dan menunggu untuk menjerat uang anda. So, konklusinya adalah carilah sebuah system yang sudah ter-ekspos dan digunakan banyak orang namun trading lah dengan cara yang berbeda dari trader-trader amatiran.

THE ZERO SUMS GAME

Trading adalah zero sums game, yang mana jika anda profit maka ada orang di belahan bumi lainya mengalami kerugian, begitu pula sebaliknya. Jadi, singkatnya dalam trading anda sedang bertransaksi dengan orang-orang yang jauh lebih ber-pengalaman, mempunyai informasi super cepat plus mereka di gaji hanya jika mereka bisa menarik uang dari saku anda. Apa yang membuat anda berpikir bisa memangi permainan ini dengan mindset trader pada umumnya?

Apakah anda sering merasa kalau market memperhatikan gerak-gerik anda pada saat anda buy harga drop, anda sell harga naik..? Apakah anda sering merasa kalau sepertinya market selalu hunting stop loss posisi anda? Well, you know what? In this game, It absolutely is..!!

Beberapa hari sebelumnya, saya bertemu dengan kakak ipar saya, seorang yang pernah menjadi broker dari index, lalu secara antusias saya bertanya, apakah benar dealer atau institusi sering melakukan aksi-aksi yang merugikan nasabah? Tanpa basa basi jawabanya adalah YES. Beberapa game yang sering dimainkan oleh dealer-dealer atau pialang adalah:

~ Case Study #1 (STOP HUNTING) ~



Perlu di ingat, ketika anda BUY SELALU ada pihak yang SELL dan kemungkinan besar pihak yang bertentangan dengan anda adalah dealers/institusi besar (so to speak) yang mempunyai deeper pockets. Jika anda yang baru saja mulai mempelajari candlestick, support & resistance mampu untuk memahami dan menggunakan setup umum diatas, menurut anda apakah counter party anda yang pada umumnya adalah seorang professional tidak mengetahuinya?

  
~ Case Study #2 ~



Semuanya terlihat baik-baik saja, setelah terjadi double top dan price bergerak kebawah maka anda teringat satu pepatah “don’t let a winner turns into a loser” oleh Karena itu anda mulai menaruh stop loss anda pada lokasi Break Event Point + 1 pips. Ya...Semuanya terlihat begitu indah, anda telah memproteksi diri anda dari loss dan tingal menungu berapa jauh harga dapat turun. Dan yang terjadi adalah . . .

 How to deal with it? Keep one of your ears above the ground

Walaupun anda adalah seorang teknikalis dan tidak pernah terpikir untuk mendalami sisi fundamental (news) trading, tidak ada salahnya untuk menempelkan salah satu kuping anda untuk mendengar apa yang terjadi di dunia global.

Salah satu cara paling gampang adalah dengan menghindari trading pada detik-detik di beritakan news penting karena pada saat ini lah para dealer-dealer sering melakukan aksinya untuk stop hunting dan flushing.

How to make use of it?

Stop hunting memang menjengkelkan, namun kebanyakan besar fenomena ini
terjadi karena para institusi memerlukan liquity lebih yang terdapat pada STOP LOSS (jika anda tidak mengerti, tanyakan pada om google). Jadi, bisa di simpulkan bahwa stop hunting adalah ciri-ciri akan terjadinya big move. Di bawah akan saya tunjukan satu contoh (simplified) bagaimana kita bisa menggunakan stop hunting to our favour.



CONCLUSION
Tujuan saya menulis buku ini bukanlah untuk membagikan trading system, melainkan memberikan percikan percikan api yang mana saya berharap bisa menyalakan bara api pada trading anda. Beberapa kesimpulan dapat di tarik dari pembahasan diatas:
  • Setiap trend di mulai dari breakout 1-2-3 pattern
  • Bear market memiliki bear momentum candle yang lebih banyak daripada bull momentum candle, begitu pula sebaliknya
  • Untuk mendapatkan entry yang lebih baik, bisa dilakukan dengan menunggu temporary buying (pada downtrend) dan temporary selling (pada uptrend)
Trading dapat menjadi se-simple dan se-complex yang anda inginkan, setelah beberapa tahun mondar-mandir trading, saya telah memutuskan untuk menyederhanakan trading saya.

Anyway, saya berharap buku singkat ini dapat membantu anda dalam perjalanan trading anda kedepan dan jika ada salah-salah kata mohon untuk di maafkan sepenuhnya.