Kamis, 24 Juni 2010

Perlukah berdoa sebelum bekerja?

Suara pengumuman lewat spiker itu menghentikan meeting kami yang baru separuh jalan. Pasti ada sebuah hal penting yang akan disampaikan, tetapi melihat reaksi klien saya yang tidak terkejut sama sekali saya langsung menduga bahwa ini adalah hal yang biasa.

Dugaan saya ternyata tidak meleset. Ini sebuah pengumuman yang rutin dilakukan di perusahaan ini, tepatnya dua kali dalam sehari: Sebuah ritual doa bersama yang dilakukan karyawan pada pagi hari sebelum memulai pekerjaan dan pada sore hari setelah menyelesaikan pekerjaan.

Saya terdiam saat sambil menyimak baik-baik isi doa yang disampaikan tersebut. Selesai doa klien saya bertanya meminta tanggapan dari saya. "Ini sebuah budaya yang bagus, Pak," kata saya. "Yang perlu dijaga adalah agar hal ini tidak menjadi sebuah rutinitas yang lama-kelamaan bisa kehilangan makna," ujar saya lagi.

Pembaca yang budiman, apakah Anda selalu berdoa sebelum memulai pekerjaan? Ataukah Anda langsung bekerja begitu saja sesampainya Anda di tempat kerja?

Selama 20 tahun bekerja di berbagai kantor saya jarang menemukan orang yang berdoa dulu sebelum bekerja. Saya masih lebih sering melihat orang yang berdoa sebelum makan, sebelum mengikuti ujian, atau sebelum memulai sebuah pertemuan.

Saya juga tidak tahu pasti apakah doa tersebut dilakukan semata-mata sebagai formalitas belaka, ataukah benar-benar diucapkan dengan serius dan ditujukan untuk memohon petunjuk dan perlindungan Tuhan.

Padahal berdoa sebelum bekerja sesungguhnya amatlah penting. Paling tidak ada tiga manfaat berdoa sebelum bekerja. Pertama, dalam bekerja kita pasti akan dihadapkan pada sejumlah masalah yang harus kita selesaikan.

Masalah-masalah ini sering kali begitu beratnya sehingga membuat kita stres, dan tertekan. Kalau sudah begini kinerja kita tidak akan maksimal dan kita tidak akan menghasilkan yang terbaik.

Menghadapi berbagai masalah juga sering membuat kita merasa bahwa kekuatan kita begitu terbatas. Kita begitu kecil sementara masalah tampak begitu besar. Karena itu kita tidak akan bisa sukses kecuali kalau kita "meminjam" kekuatan Yang Maha Besar.

Berdoa adalah cara terbaik untuk meminjam kekuatan Tuhan. Dengan berdoa kita sesungguhnya sedang menyerap energi Tuhan yang luar biasa. Dengan berdoa kita akan merasa tenang karena yakin bahwa kita dapat menghadapi masalah sebesar apa pun.

Kedua, kegiatan bekerja yang kita lakukan setiap hari sering menciptakan sebuah rutinitas yang tanpa makna. Ketika kita sudah dilanda rutinitas maka kita sesungguhnya telah berubah menjadi robot-robot yang hanya bergerak tanpa kesadaran yang penuh.

Padahal bila kita bekerja tanpa kesadaran penuh maka kita telah mereduksi jati diri kita sebagai manusia menjadi sekadar alat produksi. Kita telah terlepas dari kesadaran yang lebih besar tentang apa sebenarnya yang menjadi tujuan kita bekerja.

Kita tidak tahu lagi apa yang sebenarnya kita cari dari bekerja. Nah, ketika kita kehilangan gambaran yang holistik mengenai tujuan kita maka pekerjaan kita benar-benar akan menjadi rutinitas yang menjemukan.

Pekerjaan yang dilakukan tanpa kesadaran yang penuh adalah pekerjaan yang kehilangan arti, kehilangan makna. Ketika kita merasa tak bermakna maka kita akan mudah berputus asa. Kita juga akan kehilangan kebanggaan terhadap profesi dan pekerjaan kita. Harga diri kita seba-gai seorang profesional juga akan menurun jauh.

Menyerap energi Tuhan

Ketiga, dengan berdoa sesungguhnya kita sedang menyerap rahmat dan kasih Tuhan yang tiada tandingannya. Tuhan adalah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Karena itu, dengan berdoa sesungguhnya kita sedang menyerap kasih Tuhan yang luar biasa.

Kasih Tuhan ini sangat penting karena tujuan akhir dari pekerjaan kita adalah manusia. Tidak ada pekerjaan yang tidak ditujukan kepada manusia. Dan karenanya kita juga harus memperlakukan setiap orang dengan penuh kasih.

Kita perlu mendengarkan semua kebutuhan mereka dengan sabar. Kita perlu mengesampingkan kebutuhan kita sendiri, menyelesaikan semua keluhan mereka, serta melayani mereka dengan penuh kasih sayang.

Kompetisi dalam bisnis saat ini bukanlah persaingan mengenai produk melainkan persaingan mengenai bagaimana cara memperlakukan dan memuaskan pelanggan.

Karena itu pelayanan dengan penuh kasih dapat membedakan kita dari pesaing kita. Pelayanan yang penuh kasih telah menjadi sebuah competitive advantage yang tak akan mudah ditiru oleh para pesaing.

Pembaca yang budiman, ada dua bentuk doa. Doa pertama adalah doa yang berpusat pada diri Anda sendiri. Doa yang seperti ini didominasi oleh permintaan. Kita meminta kepada Tuhan untuk mengikuti kehendak kita.

Dengan kata lain kita ingin menggunakan Tuhan untuk kepentingan kita. Doa seperti ini tidak salah dan baik-baik saja, tetapi coba Anda pertimbangkan satu jenis doa lagi yang jauh lebih baik dari doa ini yaitu doa yang berpusat kepada Tuhan.

Berbeda dengan doa pertama yang lebih di-dominasi oleh permintaan, doa kedua ini lebih didominasi oleh penyembahan dan pemujaan kepada Tuhan. Doa kedua ini juga tidak meminta Tuhan mengikuti kehendak kita, tetapi justru kitalah yang mencari kehendak Tuhan.

Kalau doa pertama kita meminta kepada Tuhan agar kita diberkati, maka doa kedua meminta kepada Tuhan agar Tuhan menjadikan kita sebagai berkat, sebagai orang yang ber-man-faat semaksimal mungkin bagi orang lain.

Doa seperti ini didasari pada kesadaran bahwa hidup kita sejatinya adalah menjadi wadah (perantara) kasih Tuhan kepada sesama manusia. Maka tugas kita yang terutama adalah meneruskan kasih Tuhan dan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain sesungguhnya bukanlah sekadar ajaran agama. Ia adalah rumus bisnis dan esensi terpenting dari hidup kita di dunia.

Arvan Pradiansyah

Tidak ada komentar: