Senin, 18 Oktober 2010

Dramatisasi

Ini adalah kisah nyata dari sebuah ruang terapi.

Seorang pria dengan wajah kusut mendatangi seorang terapis. Dan begitu sang terapis bertanya, "Apa yang bisa saya bantu?", pria itu menjawab, "Saya punya banyak masalah, dan saya tidak bisa melihat jalan keluarnya!"

Sang terapis pun langsung mengambil kertas dan bolpoin, lalu bertanya pada pria itu, "Oke, sekarang tolong sebutkan masalah anda satu per satu, saya akan mencatatnya."

Tanpa kesulitan, pria itu langsung menyebutkan masalahnya yang pertama, dan dicatat oleh sang terapis.

"Terus apa lagi?" tanya sang terapis.

Pria itu terdiam sesaat dan menengok ke arah jendela, lalu dia menyebutkan masalahnya yang kedua, sang terapis pun mencatatnya.

Ketika ditanya masalah berikutnya, pria itu tampak berpikir dulu, dan dia baru bisa menjawab dalam waktu beberapa detik lebih lama dari jawaban yang kedua. Dan setelah itu, ketika ditanya apa lagi masalah berikutnya, dia malah jadi kesulitan untuk berpikir.

Ternyata, hanya tiga masalah yang dia punya, tidak sebanyak seperti yang dia katakan sebelumnya. Dan luar biasanya, setelah semua masalahnya dicatat oleh sang terapis, dia jadi tahu apa yang harus dia lakukan, tanpa sang terapis harus memberi saran.

Sahabat, banyak orang yang secara sadar atau tidak, sering terjebak dalam dramatisasi diri, seolah masalah mereka paling berat sejagat raya. Sering juga mereka berkata bahwa masalah mereka tidak ada jalan keluarnya, padahal masalah di dunia ini hanya itu-itu saja, dan solusinya pun begitu-begitu juga, tapi kita mencarinya kemana-mana, padahal semua pemecahannya sudah ada dalam ajaran agama.

Intinya bukan masalahnya yang berat, tapi kurangnya keyakinan pada Tuhan, dan juga kurangnya kepercayaan pada kemampuan diri sendiri bahwa masalah apapun akan bisa teratasi.

Hindari dramatisasi, tetaplah pegang kendali diri, agar tidak mencapai titik frustasi.

Wallahualam

Wassalam
Goen

Tidak ada komentar: